Tujuan Hidup

Pernah anda berfikir, mengapa kita di dunia ini?
Untuk apa?
Apa tujuan  hidup kita di dunia ini?
Ke mana kita akan pergi dan ke mana akhirnya kehidupan ini?

Sebahagian orang ada yang memilih untuk tidak mahu pening-pening memikirkan pertanyaan di atas kerana  menganggap tiada kaitannya dengan kehidupan yang nyata.
Hidup tanpa tujuan akan membuat hidup kita terasa hampa.
Tanpa mengenal tujuan hidup, kehidupan ini menjadi sesuatu yang rutin dan membosankan.

“HIDUP HARUS SELALU PUNYA TUJUAN”

Jadi apapun tujuan hidup anda, hidup harus selalu punya tujuan. Jadi kalau anda hidup namun tidak punya tujuan, anda tidak perlu hidup. Seperti sebuah kayu di sebuah sungai yang tidak jelas mau bermuara kemana. Kayu itu bingung, terus mengalir tapi tidak tahu kemana. Dibawa saja oleh arus air, tidak tahu kemana. banyak manusia yang seperti itu. Tidak tahu tujuan hidup.

Hidup bukan untuk disesali, bukan untuk ditangisi, bukan untuk disedihkan. Hidup adalah perjuangan untuk terus bangkit dari kegagalan dan kejatuhan. Dan orang yang berada di puncak adalah mereka yang sanggup mengelola jiwanya hingga kesedihan, kecemasan, kegalauan, berlutut menyerah tak berdaya.

Sulitnya hidup terkadang merupakan jalan dari Tuhan untuk mengasah potensi yang ada dalam diri manusia. Bukankah untuk menjadi pedang yang tajam sepotong besi harus rela dibakar dan dipukul berkali-kali? Bukankah untuk menghasilkan mutiara, seekor kerang harus rela menahan sakit yang berkepanjangan karena pasir yang mengendap di tubuhnya.

Bukankah untuk menjadi rajawali seekor burung elang harus rela menjalani proses transformasi yang sangat menyakitkan selama berbulan-bulan? Bukankah untuk menjadi kupu-kupu yang indah seekor ulat harus rela menjalani proses menjadi kepompong yang menyiksa?

Dan satu yang harus kita ingat, bahwa kesulitan yang justru membuatmu dekat dengan Tuhan, hakikatnya adalah anugerah. Dan kemudahan yang malah membuatmu jauh dari Tuhan hakikatnya adalah petaka.

Jangan sedih, Jangan kesal, Jangan menyerah, yakinlah, Allah senantiasa bersama kita ~ Ahmad Rifa'i Rif'an ~


0 komentar:

Posting Komentar