Filsafat Orang Sukses dan Filsafat Kesuksesan

Apa itu filsafat orang sukses? dan apa itu filsafat kesuksesan? Terlihat sama, tapi sebetulnya berbeda? KaLo gitu apa bedanya?

Orang2 sering kaLi Lebih banyak mendengarkan dan membaca buku2 bacaan tentang kesuksesan orang Lain. Banyak program-program d stasiun televisi yang bertema motivasi ataupun sharing tentang kesuksesan. Bahkan sebagian masyarakat yang mengikuti acara-acara seperti ini bisa seperti terhipnotis. SUUUU PEER !!! Apakah kata - kata "super" di atas sepertinya terdengar famiLiar di telinga anda ?

Kita sering mendengar ataupun membaca pengalaman-pengalaman oran gyang sukses, dengan harapan dapat menemukan cara menjadi sukses dan mengikuti cara-cara orang tersebut untuk menjadi sukses. WAOWW !!! gampang sekaLi jadi sukses!!! Namun benarkah cara-cara seperti ini ?
Sebenarnya "orang sukses" tersebut hanya mengubah kasus pribadi manjadi rumus umum, seoLah mengatakan "beginiLah cara-cara menjadi sukses !". Jelaslah logika pemenang yang mereka anut tidak akan selalu sesuai dengan diri kita sendri. Mungkin prinsipnya sama, namun penerapannya jeLas berbeda. Kondisi dan kuaLitas orang tersebut tidak sama dengan kita. Contoh: AchiLes dan Cao Cao tidak sama, meskipun sama-sama pahlawan besar. AchiLes menggunakan kekuatan dan Cao cao menggunakan tipu daya .

Begitu juga kita , bisa saja kualitas dan kondisi kita tidak sama dengan "orang sukses' tersebut . Namun bukan berarti kita harus menunggu menumpuk pengalaman sampai tua, semuanya bergantung pada prinsip, determinasi dan kreativitas seseorang .

Saya pernah mendengar ada beberapa universitas yang mengundang seorang pengusaha sukses berinisiaL "BS" untuk menjadi pembicara . Mungkin determinasi orang tersebut perlu ditiru, namun cara-caranya beLum tentu dapat ditiru. Orang tersebut mengatakan dapat sukses dari berjuaLan hanya telur dan mengatakan agar mahasiswa meninggaLakan bangku universitas dan Langsung kerja saja. Saya pikir omongan seperti ini tidak perlu terLaLu diikuti. Mungkin bagi dirinya, berjuaLan telur memberikan penghasilan Lebih baginya dulu. Namun bagi sebagian orang berjuaLan teLur hanya menambah masaLah dan buang - buang waktu , karena tidak sesuai dengan pengeLuaran dan pergauLannya .

Jadi sebenarnya kesuksesan itu bergantung prinsip dan kreativitas kita sendiri. Mendengarkan banyak orang sukses, dapat menambah pengaLaman. Namun sisi negatifnya dapat membuat kita berpikir "sukses itu gampang" .

Saya pikir kita hanya perLu menganut 1 prinsip saja yang paling kita percayai di dalam kehidupan kita. Contoh : biLa agama mengatakan "jangan membunuh" , tapi di sisi Lain kita mempercayai orang yang mengatakan "Kita harus dapat menyesuaikan diri dengan Lingkungan masyarakat" (bahkan jika dihruskan membunuh sekalipun?). Bagaimana mungkin kita dapat mempercayai 2 haL yang saLing berkontradiksi?

terLebih jika anda seorang theis, kesuksesan tidak hanya dilihat dari sisi material namun juga dari sisi rohani !

Lima warna dapat membutakan mata; Lima suara dapat menuLikan teLinga; Lima rasa dapt merusak aLat perasa - Lao Zi
 

Filsafat Kesuksesan

Know“Take what you want and pay for it, says God” (Spanish Proverbs)

Pada prinsipnya tidak ada yang dinamakan rahasia kesuksesan, karena memang tidak ada rahasia untuk menjadi sukses dalam setiap bidang yang kita geluti. H.L. Hunt seorang bilioner minyak di masa lalu pernah menyampaikan bahwa untuk menjadi sukses hanya diperlukan dua hal yakni:

1. Tentukan dengan jelas apa yang Anda inginkan
2. Tentukan harga yang diperlukan untuk memperolehnya dan lakukan apapun yang Anda bisa guna mencapai tujuan tersebut.

Dari studi literatur ratusan buku dan juga wawancara dengan orang-orang yang telah mencapai kesuksesan bisa disimpulkan bahwa untuk mencapai kesuksesan pada dasarnya sederhana meski tidak mudah. Sederhana karena memang resepnya jelas dan tidak akan berubah dari jaman dulu , sekarang, dan di masa datang. Konsep ini adalah konsep fundamental yang wajib dipahami oleh setiap orang yang ingin sukses dalam setiap aspek kehidupannya. Disebut fundamental karena memang konsep ini adalah konsep dasar yang selaras dengan hukum alam tentang kesuksesan dan bilamana dijalankan dengan baik maka pasti akan memberi manfaat yang luar baisa bagi orang yang menjalankannya.

Saat ini budaya yang ada adalah budaya serba instan yang menawarkan kesuksesan dalam waktu singkat dan mudah. Tak heran banyak iklan, artikel, buku, seminar, khotbah, dan berbagai jenis penawaran untuk bisa SUKSES, KAYA, dengan CEPAT. Namun pengalaman saya dan jutaan orang di dunia membuktikan bahwa hal tersebut adalah omong kosong belaka. Pepatah lama mengatakan “if it’s too good to be true, then it’s too good to be true”. Para penganjur sukses dan kaya cepat tersebut jeli membaca dinamika budaya instan yang ada di masyarakat demi kepentingan mereka sendiri. Sebenarnya hal tersebut sah-sah saja dalam konteks pemasaran guna menarik minat dan perhatian khalayak luas, namun menjadi tidak etis bahwa konsep instan tersebut didengungkan sebagai suatu kebenaran mutlak. Saya pribadi termasuk orang yang tidak percaya dengan konsep kaya dengan cepat dan mudah karena memang bukan demikian konsep kesuksesan yang hakiki. Berhati-hatilah kalau ada orang yang menawarkan jalan hal tersebut karena bisa jadi mereka mengincar sesuatu dari Anda yang akan merugikan Anda di masa yang akan datang.

Hukum alam selama ribuan tahun telah mensyaratkan bahwa mereka yang menabur adalah mereka yang akan menuai hasilnya, lantas apakah bila kita tidak pernah menabur benih-benih kesuksesan berhak untuk menuai hasilnya? Apabila dipaksakan tentu saja hal tersebut akan mengingkari hukum alam tersebut dan sudah pasti akan mencelakakan pelakunya. Itulah sebabnya cepat atau lambat pelaku korupsi atau penipuan akan menuai akibat dari perbuatannya. Apabila dia lolos dari hukuman dunia maka sudah pasti akan ada hukuman non duniawi yang akan diterimanya karena karma sebenarnya tidak mengenal deadline.

Dalam semua referensi yang pernah saya pelajari, sejarah membuktikan bahwa manusia bisa memiliki apapun yang dia inginkan sepanjang mereka mau membayar “harga” yang diperlukan untuk memperolehnya. Dalam konteks ini saya berpendapat bahwa “harga” yang dimaksud adalah kerja keras dan usaha yang mesti kita lakukan guna mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu kita wajib mempersiapkan diri kita sebaik mungkin guna membayar “harga” dari kesuksesan yang kita inginkan dengan melakukan pengembangan diri.

“Life doesn’t give you what you want. it gives you what you deserve” – “Hidup tidak akan memberi apa yang Anda inginkan namun apa yang layak Anda peroleh”. Ungkapan tersebut merupakan suatu ungkapan yang paling tepat bahwa hidup ini tidak akan memberi apapun yang Anda inginkan, harapkan, atau mimpikan namun akan memberikan apa yang layak Anda peroleh dari hasil kerja keras Anda sendiri. Janganlah membuai diri sendiri dengan mimpi bahwa suatu saat nanti kita akan memperoleh rejeki besar dari lotre, hadiah, warisan, dsb karena bukan demikian dalil kesuksesan yang ada. Fakta menunjukkan bahwa hampir semua orang yang memperoleh uang dengan mudah dan bukan melalui jalan yang semestinya akan kehilangan dalam waktu cepat pula. Ingatkah Anda dengan cerita soal remaja putri Inggris yang memenangkan lotre jutaan poundsterling namun bangkrut total hanya dalam beberapa tahun berikutnya. Bahkan dalam kurun waktu tersebut dia mengalami depresi berat yang bahkan nyaris merenggut nyawanya. Hal tersebut terjadi karena memang kesuksesan itu harus diperjuangkan dari awal sedikit demi sedikit hingga bilamana waktunya telah tiba dan kita telah siap maka akan terjadi akselerasi kesuksesan kita.

Secara ringkas guna mencapai kesuksesan ada dua faktor penting yakni: tujuan dan proses guna mencapai tujuan. Setelah menentukan tujuan dengan jelas dan spesifik, maka langkah selanjutnya adalah melakukan semua hal yang diperlukan guna mencapai tujuan tersebut. Namun demikian perlu dicamkan bahwa dalam proses mencapai tujuan tersebut kita wajib mengedepankan nilai-nilai kejujuran, integritas dan budi pekerti yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang Anda anut. Kita memang wajib berkerja keras dan berkorban guna mencapai tujuan kita, namun perlu berhati-hati agar tidak tergelincir menjadi manusia yang tidak berakhlak mulia. Jangan sampai kita dibutakan dengan tujuan pribadi tanpa memikirkan akibatnya bagi orang lain. Bahkan bila tujuan itu tercapai, namun tidak akan nyaman rasanya bila diperoleh dengan cara yang curang, menghalalkan semua cara, dan merugikan orang lain. Hal tersebut juga akan menggerus kemanusiaan kita yang pada akhirnya akan mengubah kita menjadi monster yang tidak bahagia dalam hidupnya. Bila hal ini terjadi maka kita tidak layak disebut sebagai pribadi yang sukses.
 
 
Sumber : 

 

1 komentar: