Sebagaimana kita ketahui begitu luasnya pembahasan filsafat
sehingga sudah sewajarnya kalau banyak di antara para ahli filsafat memberikan
dfinisi berbeda tekanannya.
Berikut ini disampaikan beberapa definisi filsafat dari sebagian
filsuf.
1. Plato (427348 SM).
Filsuf Yunani yang termashur, murid Socrates dan guru Aristoteles ini
mendefiniskan filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
2.Aristoteles (382322
SM). Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran mengenai ilmuilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Menurut dia
ilmu filsafat itu adalah ilmu mencari kebenaran pertama, ilmu tentang segala
yang ada yang menunjukkan ada yang mengadakan sebagai penggerak pertama.
3. AlFarabi (870950).
Filsuf terbesar sebelum Ibnu Sina mendefinisikan filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam yang maujud dan bagaimana hakekat yang sebenarnya.
4. Rene Descartes (15901650),
seorang tokoh utama Renaissance, mendefinisikan filsafat adalah kumpulan segala
pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
5. Immanuel Kant (17241804),
seorang filsuf yang sering disebut raksasa pikir Barat mendefinisikan filsafat
adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya
empat persoalan, yaitu:
a. Metafisika, menjawab
apa yang dapat kita ketahui.
b. Etika, menjawab apa
yang boleh kita kerjakan.
c. Agama, menjawab sampai
dimana harapan kita
d. Antropologi, menjawab
apa yang dinamakan manusia.
6. Theodore Brameld,
mendefinisikan filsafat merupakan usaha yang gigih dari orangorang biasa
maupun orangorang cerdik pandai untuk membuat kehidupan sedapat mungkin dapat
dipahami dan bermakna. Definisidefinisi tersebut di atas menunjukkan bahwa filsafat
mencoba untuk mencari, menyelidiki dan mengetahui apa hakekat sebenarnya segala
sesuatu yang ada ini.
C.Obyek Filsafat
Secara garis besar obyek filsafat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Obyek Material.
Yang
menjadi obyek material filsafat adalah segala sesuatu yang menjadi masalah oleh
filsafat atau dalam filsafat.
Ada berbagai pendapat
tentang hal ini di antaranya:
-Louis Kattsoff
Ia menyatakan bahwa
obyek filsafat sangat luas sekali yaitu segala pengetahuan manusia serta segala
sesuatu yang ingin diketahui oleh manusia.
-Perdjawijatna
Ia menyatakan bahwa obyek filsafat adalah segala yang ada dan yang mungkin ada.
-D.C. Mulder
Ia menyatakan bahwa obyek filsafat meliputi tiga persoalan pokok, yaitu:
1) Apakah Allah dan siapakah Allah itu,
2) Apa dan siapakah manusia itu,
3) Apakah hakekat dari segala realitas (kenyataan) ini.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa
obyek
filsafat
tiada lain ialah segala sesuatu yang ada, yang pada garis besarnya dibagi
menjadi tiga persoalan pokok yaitu: hakekat Tuhan, alam, dan
manusia.
2. Obyek Formal
Yang dimaksud obyek formal filsafat tiada
lain ialah mencari
keterangan sedalamdalamnya tentang obyek material filsafat yaitu segala
sesuatu yang ada atau sarwayangada. Dari obyek formal inilah filsafat berbeda
dengan ilmuilmu lain, walaupun obyek materialnya sama, hal ini sebagaimana ciri filsafat mencari
keterangan sedalamdalamnya.
D. Faedah Mempelajari
Filsafat
Sebagaimana dijelaskan dalam ilustrasi di atas bahwa filsafat
tidak ruwet seperti yang dibayangkan, tidak hanya dalam anganangan tetapi
berkaitan dengan kenyataan dan
berhubungan dengan kehidupan seharihari. Artinya, tidak hanya teoritik tetapi
juga praktik, maka dapat disampaikan manfaat atau faedah mempelajari filsafat
sebagai berikut:
1. Filsafat menolong, mendidik, dan membangun diri kita sendiri.
Dengan berpikir lebih mendalam, kita menyadari dan mengalami tentang kerohanian
kita. Rahasia hidup
yang kita selidiki justru memaksa kita berpikir, untuk hidup dengan sesadarsadarnya
dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri.
2. Filsafat memberi pandangan yang luas kepada kita, hal ini
untuk menghindar dari akuisme atau aku sentrisme artinya untuk
menghindari dari segala hal yang melihat
dan mementingkan kepentingan serta kesenangan diri sendiri.
3. Filsafat memberikan dasardasar, baik untuk hidup kita sendiri
(terutama dalam etika) maupun untuk ilmuilmu pengetahuan lainnya seperti
sosiologi, ilmu jiwa, ilmu
pendidikan, dan sebagainya.
4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri. Kita tidak
hanya ikutikutan saja tetapi secara kritis kita menyelidiki apa yang
dikemukakan orang. Kita mempunyai pendapat sendiri, berdiri sendiri dengan citacita
mencari kebenaran.
5. Filsafat memberikan
kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalanpersoalan dalam
hidup seharihari. Dalam filsafat, kita dilatih melihat dulu apa yang menjadi
persoalan, dan ini merupakan syarat untuk memecahkannya.Faedah
faedah tersebut di atas adalah faedah yang langsung bisa kita rasakan dalam
kehidupan seharihari. Hal ini menunjukkan berkaitan dengan kehidupan praktis. Sedangkan
dalam kaitannya dengan ilmu yang lain faedah atau fungsi filsafat adalah
sebagai induk ilmu pengetahuan (mother of science) pada masa awalnya dan
pada masa sekarang sebagai interdisipliner sistem. Disamping selaku penghubung
antar disiplin ilmu pengetahuan, filsafat sanggup memeriksa, mengevaluasi,
mengoreksi dan lebih menyempurnakan prinsipprinsip dan asasasas yang
melandasi berbagai ilmu pengetahuan itu. Hal ini karena filsafat adalah ilmu yang
tak terbatas.
E. Metode Filsafat
Istilah
metode berasal dari bahasa Yunani methodos, meta artinya dengan dan hodos
artinya jalan. Dalam hubungannya dengan suatu upaya ilmiah, metode artinya
cara kerja yang teratur dan sistematis yang digunakan untuk memahami suatu
obyek yang dipermasalahkan, yang merupakan sasaran dari bidang ilmu tersebut.
Metode merupakan salah satu dari persyaratan yang harus dimiliki sesuatu jika
sesuatu tersebut akan dikaterigorikan sebagai ilmu. Termasuk filsafat karena
bisa dikatakan sebagai ilmu, maka tentunya memiliki metode. Bahkan metode
filsafat bisa dikatakan banyaknya sebanyak jumlah filsufnya. Dibawah ini
diuraikan sebagian metode filsafat yang pernah dikembangkan sepanjang sejarah
filsafat, teristimewa yang memiliki pengaruh cukup kuat bagi perkembangan
filsafat dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
1. Metode Maietutik Dialektis Sokrates
Metode Sokrates terkenal dengan nama maieutika tekhne (teknik
kebidanan), sokrates dalam mempraktikkannya lewat percakapan. Dia senantiasa
menggunakan setiap kesempatan untuk berdialog dengan siapa saja yang berjumpa
dengan dia. Lewat percakapan inilah ia melihat dengan jelas adanya kebenarankebenaran
individual
yang ternyata bersifat universal. Metodenya disebut metode dialektis karena Sokrates
selalu mengajak orang, untuk bercakapcakap guna mengungkap apa yang memang ada
dan tersimpan dalam jiwa/pikiran seseorang.
2. Metode Silogistis
Deduktif Aristoteles
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan
demi memperoleh pengetahuan dan kebenaran baru, kata Aristoteles. Dua metode
itu adalah induktif dan deduktif. Induktif menarik kesimpulan
yang bersifat umum dari halhal yang khusus, sebaliknya deduktif menarik
kesimpulan berdasarkan dua kebenaran yang pasti dan tidak diragukan, yang
bertolak dari sifat umum ke khusus. Untuk meneliti berbagai argumentasi yang berangkat
dari proposisiproposisi yang benar digunakan istilah analitika.
Sedangkan
untuk meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisiproposisi
yang diragukan kebenarannya digunakan istilah dialektika. Yang mana
istilahistilah tersebut lebih dikenal dengan nama logika. Inti logika
adalah silogisme, dan silogisme sebagai suatu alat dan mekanisme
penalaran untuk menarik kesimpulan yang benar berdasarkan premis premis yang
benar adalah suatu bentuk formal dari penalaran deduktif. Bagi
Aristoteles metode deduksi adalah metode terbaik untuk mendapatkan kesimpulan demi
meraih pengetahuan dan kebenaran baru. Dari sinilah metode Aristoteles
dinamakan Metode silogistis deduktif.
3. Metode
Skeptis Rene Descartes.
Descartes adalah seorang ahli matematika, saintis, dan filsuf
Perancis yang terkenal sebagai tokoh besar dalam filsafat modern dan sebagai
peletak dasar rasionalisme.
Dalam mengawali metode filsafatnya, segala sesuatu harus disangsikan terlebih
dahulu, termasuk kebenaran. Apabila lewat kesangsian yang begitu radikal ada suatu
kebenaran yang sanggup bertahan sehingga tidak mungkin lagi diragukan
kebenarannya, maka kebenaran itu adalah kebenaran yang pasti, yang harus
menjadi kebenaran filsafat yang pertama dan terutama.
Descartes setelah menyangsikan segala sesuatu, ada satu hal yang
tidak diragukan yaitu “saya yang sedang menyangsikan segala sesuatu, sedang
berpikir, dan jika saya sedang berpikir itu berarti tidak dapat diragukan lagi
bahwa saya pasti ada”.
Ini
karena tidak mungkin yang tidak ada dapat berpikir dan menyangsikan sesuatu.
Karena itu, Descartes dengan yakin mengatakan “aku berpikir maka aku ada” yang
sekarang terkenal dengan istilah cogito ergo sum. Perlu diketahui bahwa
Descartes bukanlah penganut skeptisisme yang menyangsikan segalagalanya.
Kesangsian bagi Descartes hanyalah kesangsian metodis belaka. Disamping metodemetode
tersebut di atas masih banyak metode filsafat lagi yang tidak diuraikan di
sini, misalnya metode analitika bahasa Wittgenstein, metode fenomenologis
Husserl, metode transendental Imanuel Kant dan sebagainya. Masingmasing metode
tersebut mempunyai corak yang khas sesuai dengan filsafat para filsuf tersebut.
F. Pembagian Sistematika
Filsafat
Filsafat
pada mulanya merupakan induk dari segala ilmu yang mencakup ilmuilmu khusus,
tetapi dalam perkembangnnya ilmuilmu khusus tersebut memisahkan diri dari
induknya. Pertamatama yang memisahkan diri adalah ilmu matematika dan ilmu
fisika sekitar abad XVI masehi, kemudian yang memisahkan diri adalah psikologi.
Setelah filsafat ditinggalkan oleh ilmuilmu khusus tersebut ternyata filsafat
tidak mati melainkan hidup dengan corak tersendiri yaitu sebagai ilmu yang
memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh ilmuilmu khusus. Dari latar
belakang inilah muncul cabangcabang filsafat. Cabangcabang filsafat yang
paling utama selalu berputar di sekitar logika, metafisika, dan etika. Ketiga
cabang ini merupakan inti pembahasan dari sistematika filsafat. Berikut ini
beberapa pendapat tentang cabangcabang filsafat.
1. Aristoteles, mengadakan
pembagian secara kongkret dan sistematis menjadi empat cabang, yaitu:
a. Logika, yaitu ilmu yang
dianggap sebagai pendahuluan dalam filsafat.
b. Filsafat teoritis. Cabang filsafat ini
mencakup:
1. Ilmu fisika, mempersoalkan dunia materi dan alam nyata.
2. Ilmu matematika, mempersoalkan bendabenda alam dalam kuantitasnya.
3. Ilmu metafisika, mempersoalkan tentang hakekat segala sesuatu.
c. Filsafat praktis, mencakup:
1. Ilmu etika, mengatur kesusilaan dan
kebahagiaan dalam hidup perseorangan.
2. Ilmu ekonomi, mengatur kesusilaan dan
kemakmuran dalam keluarga.
3. Ilmu politik, mengatur kesusilaan dan
kemakmuran dalam negara.
d. Filsafat poetika (kesenian)
Pembagian menurut Aristoteles ini merupakan pembagian permulaan yang baik
sekali untuk perkembangan pelajaran filsafat sebagai suatu ilmu yang
dapat
dipelajari secara teratur. Ajaran logika sampai sekarang masih menjadi contoh
filsafat klasik yang
dikagumi.
2. Sesudah Zaman Renaissance, cabangcabang filsafat meliputi:
a.Metafisika, yaitu cabang filsafat yang membicarakan tentang hakekat yang ada dibalik
alam nyata dan bersifat transenden di luar jangkauan pengalaman manusia.
b.Logika, yaitu filsafat tentang pikiran yang benar dan salah.
c.Etika, yaitu filsafat tentang tingkah laku yang baik dan yang buruk.
Estetika, yaitu filsafat tentang halhal yang berkaitan dengan
keindahan dan kejelekan.
d.Epistemologi, yaitu
filsafat tentang pengetahuan
e.Politik, yaitu filsafat
tentang halhal yang berkaitan dengan UU atau negara.
f.Filsafatfilsafat khusus, seperti filsafat sejarah, filsafat hukum,
filsafat agama, filsafat manusia, filsafat alam dan filsafatfilsafat lainnya.
3.Will Durant dalam The
Story of Philosophy, mengemukakan ada lima cabang filsafat,yaitu: logika,
estetika, etika, politika dan metafisika.
-Logika, yaitu studi tentang metode berpikir dan metode
penelitian ideal yang terdiri dari observasi, introspeksi, deduksi dan induksi.
-Estetika, yaitu studi tentang keindahan.
-Etika, yaitu studi tentang perilaku yang ideal.
-Politika, yaitu studi tentang organisasi sosial yang ideal.
-Metafisika, mencakup ontologi, filsafat psikologi, dan
epistemologi.
4. Pembagian cabang
filsafat menurut struktur pengetahuan filsafat dewasa ini, mencakup filsafat
sistematis, filsafat khusus dan filsafat keilmuan. Masingmasing untuk filsafat
sistematis meliputi metafisika, epistemologi, metodologi, logika, etika, dan
estetika. Filsafat khusus meliputi filsafat seni, kebudayaan, pendidikan,
sejarah, bahasa, hukum, budi, politik, agama, kehidupan, dan filsafat nilai.
Cabang yang ketiga filsafat keilmuan meliputi filsafat matematik, ilmuilmu fisik,
biologi, linguistik, psikologi, dan ilmuilmu sosial.
Dari uraianuraian di atas dapat dipahami bahwa pembagian
sistematika filsafat dapat dikatakan juga sebagai ruang lingkup filsafat karena apaapa
yang dipelajari hampir meliputi semua hal, segala sesuatu yang ada yang
mencakup cabangcabang
filsafat, sehingga dalam topik ini disebut juga topik masalah cabangcabang
filsafat. Walaupun mungkin ada salah satu cabang filsafat yang kita
kenal tetapi belum masuk dalam pendapat di atas. Hal ini
tentunya beberapa pendapat tersebut di atas hanya sebagian saja sebagai uraian
singkat.
Namun yang perlu diperhatikan adalah sebelum mempelajari yang lain, tiga
cabang filsafat yang dipelajari terlebih dahulu sebagai dasar adalah logika,
metafisika, dan etika.
0 komentar:
Posting Komentar